Berawal dari perbincangan di ruang dosen pembimbing mengenai
pacaran. Putri dari bu dosen yang masih SMP bilang pacaran itu gak boleh, zina.
Bolehnya ta’aruf. Tapi saya menyanggah; “nggak juga tergantung definisi pacaran”.
Menurut definisi yang salama ini saya anut, pacaran itu adalah proses setelah
nikah. Beberapa hal yang berkaitan dengan pacaran adalah waktu dan perilaku.
Pulang saya coba cek di kamus bahasa Indonesia dan ternyata,
Pacaran itu sama dengan berpacaran yang berasal dari kata
pacar dengan arti “teman lawan jenis yg tetap dan mempunyai hubungan
berdasarkan cinta kasih; kekasih;”
Saya kaget, ops ternyata benar pacaran itu tidak boleh. Satu
variabel saya ternyata tidak ada dalam definisi formal yaitu variabel waktu.
Saya memahami bahwa ketika suatu hubungan cinta tidak dibatasi dengan waktu itu
adalah salah besar dan merupakan hubungan tidak bertanggungjawab. Kenapa
demikian?
Variabel waktu yang membuat saya mendeskripsikan pacaran
adalah proses menuju pernikahan. Ya...proses menuju brarti suatu hubungan cinta
yang dijalin ketika dua orang akan menikah. Yees same meaning with ta’aruf
to?hehe...
Lalu apa hubungannya dengan tanggungjawab? Waktu itu
adalah suatu satuan yang penuh konsekuensi. Artinya butuh suatu tanggungjawab
ketika kita berani menyeret-nyeret waktu. Oke mari kita cermati ketika pacaran
di definisikan sebagai proses menuju pernikahan. Yak ada proses berarti ada
tujuan menikah dan ada target menikah. Tidak hanya hubungan cinta kasih doang.
Ups jadi diingetin istri kalau motto yang saya tulis di
tesis; “wal ‘asr”..waktu waktu waktu...hehehe
Saya tidak ikhlas ketika cinta itu menjadi murah, mudah
dijalin, tanpa ada unsur tanggungjawab. Cinta itu kan anugrah Alloh SWT, jangan
disalah artikan dong. Dikit-dikit kok bilang cinta. Anak SD saja sudah berani
bilang cinta. Ini inflasi bro, nilai tukar cinta sudah runtuh.
Menurut saya definisi pacaran di KBBI itu harus diganti.
Jangan sampai hubungan aneh yang mengatasnamakan cinta itu dipublikasikan lewat
KBBI. Kalau bisa bahasa indonesia memuat kata yang artinya baik-baik sajalah. Masak kita bangsa indonesia tidak punya kata yang berarti ta'aruf...Hehehe...
Misal pacaran itu diganti berarti kan hubungan nggak
jelas yang selama ini dijalani para remaja itu menjadi tidak punya nama.
Selesai sudah mereka, berarti semua orang yang sekarang menjalin hubungan tanpa
tanggungjawab itu adalah “pasangan tanpa status” bukan pacaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar