Social Icons

Pages

Selasa, 07 Juli 2015

MENGGUGAT KBBI, SUDUT PANDANG TENTANG CINTA

Berawal dari perbincangan di ruang dosen pembimbing mengenai pacaran. Putri dari bu dosen yang masih SMP bilang pacaran itu gak boleh, zina. Bolehnya ta’aruf. Tapi saya menyanggah; “nggak juga tergantung definisi pacaran”. Menurut definisi yang salama ini saya anut, pacaran itu adalah proses setelah nikah. Beberapa hal yang berkaitan dengan pacaran adalah waktu dan perilaku. Pulang saya coba cek di kamus bahasa Indonesia dan ternyata,

Pacaran itu sama dengan berpacaran yang berasal dari kata pacar dengan arti “teman lawan jenis yg tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih; kekasih;”

Saya kaget, ops ternyata benar pacaran itu tidak boleh. Satu variabel saya ternyata tidak ada dalam definisi formal yaitu variabel waktu. Saya memahami bahwa ketika suatu hubungan cinta tidak dibatasi dengan waktu itu adalah salah besar dan merupakan hubungan tidak bertanggungjawab. Kenapa demikian?
Variabel waktu yang membuat saya mendeskripsikan pacaran adalah proses menuju pernikahan. Ya...proses menuju brarti suatu hubungan cinta yang dijalin ketika dua orang akan menikah. Yees same meaning with ta’aruf to?hehe...
Lalu apa hubungannya dengan tanggungjawab? Waktu itu adalah suatu satuan yang penuh konsekuensi. Artinya butuh suatu tanggungjawab ketika kita berani menyeret-nyeret waktu. Oke mari kita cermati ketika pacaran di definisikan sebagai proses menuju pernikahan. Yak ada proses berarti ada tujuan menikah dan ada target menikah. Tidak hanya hubungan cinta kasih doang.

Ups jadi diingetin istri kalau motto yang saya tulis di tesis; “wal ‘asr”..waktu waktu waktu...hehehe

Saya tidak ikhlas ketika cinta itu menjadi murah, mudah dijalin, tanpa ada unsur tanggungjawab. Cinta itu kan anugrah Alloh SWT, jangan disalah artikan dong. Dikit-dikit kok bilang cinta. Anak SD saja sudah berani bilang cinta. Ini inflasi bro, nilai tukar cinta sudah runtuh.
Menurut saya definisi pacaran di KBBI itu harus diganti. Jangan sampai hubungan aneh yang mengatasnamakan cinta itu dipublikasikan lewat KBBI. Kalau bisa bahasa indonesia memuat kata yang artinya baik-baik sajalah. Masak kita bangsa indonesia tidak punya kata yang berarti ta'aruf...Hehehe...
Misal pacaran itu diganti berarti kan hubungan nggak jelas yang selama ini dijalani para remaja itu menjadi tidak punya nama. Selesai sudah mereka, berarti semua orang yang sekarang menjalin hubungan tanpa tanggungjawab itu adalah “pasangan tanpa status” bukan pacaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar