Social Icons

Pages

Rabu, 27 Juni 2012

SERIAL XL AWARD

"Runtuhnya Paradigma"

Sangat indah melihat esai teman dengan judul "idealisme: sang pedang bermata dua" atau "ku gadaikan bangsa ini demi sebatang rokok". Tulisan-tulisan teman ini saya jadikan rujukan untuk menulis saat SMA dan menghasilkan tulisan "bank syariah, karenamu aku mampu gendong anak istriku" dan "sepeda motor, sahabat yang siap menjadi boomerang dalam hidup". Awal masuk kuliah beberapa kali mencoba menulis dan memang tidak ada rasa nyaman dengan jenis tulisan ini, walaupun saya akui, saya sangat suka dengan tulisan populer. 
Esai atau karya ilmiah populer merupakan jenis karya ilmiah yang saya anggap sebagai sesuatu yang jauh dari mahasiswa eksak. Paradigma ini muncul pada awal masuk perkuliahan: "mahasiswa MIPATEK tidak akan mampu menjuarai ajang lomba karya tulis populer bergengsi, tingkat nasional". Paradigma ini terkonstruksi dalam otak saya. Paradigma ini mengacu pada asumsi awal yang saya anut bahwa penulisan populer sangat erat dengan opini, perbendaharaan kata, dan alur logika. Saya sebagai mahasiswa MIPA merasa sangat lemah mengenai kemampuan mengungkapkan opini, apalagi tidak didukung dengan wawasan dan perbendaharaan kata yang cukup sehingga sangat kaku dalam bergeliat menyusup kedalam masalah-masalah detail.
Lama meninggalkan ketertarikan menulis karya tulis populer, saat masa akhir mahasiswa (semester 8) ada kesempatan menulis lagi. Tanpa dilandasi semangat dan sangat pesimin dengan kemampuan diri sendiri membuat proses penulisan tidak fokus. Tapi karena ajakan teman untuk berpartisipasi dalam XL Award 2011 akhirnya esai dengan judul "Menguak poros potensial pengembang intelektual tunanetra (Optimalisasi Industri selular sebagai pendamai tunanetra dengan kegelapan)". Setelah terkirimnya karya, event segera saya lupakan (dampak pesimis karena saya nilai tulisan yang terkirim sangat sederhana dan pengemasannya memang tidak menarik).
Tiba-tiba selang berbulan-bulan, pihak XL menelpon dan memberitahukan bahwa saya masuk sebagai finalis dan diminta ke jakarta. Saya pun ragu, lalu menanyakan status saya di lomba itu. Panitia mengatakan saya termasuk dalam finalis. Saat saya meminta surat undangan, panitia bilang semua finalis hanya diundang via phone. Kondisi ini semakin membuat saya bimbing karena biaya transport tidak sedikit, minimal 500rb harus saya siapkan untuk ke jakarta (uang sebanyak itu sangat berarti untuk saya), dan tentunya waktu saya sangat berharga untuk mahasiswa skripsi...(hehehe). 
Tapi dalam kondisi yang santa unik, saya sampai di corwne plaza jakarta tanggal 30 April 2012. Ini pengalaman yang sangat aneh dan luar biasa. Keraguan saya untuk ke jakarta dalam acara penganugrahan itu  hilang karena rencana Alloh yang luar biasa. Tanggal 26-30 saya diminta LIPI untuk ke malaysia dalam acara i-envex. Jadwal kepulangan adalah tanggal 30 April 2012 dan sampai di bandara soeta jam 11.00 WIB. Luar biasanya penganugrahan XL award dimulai jam 12.00 WIB dan lebih kebetulan lagi tiket kepulangan soeta-adisucipto yang sudah saya pesan jauh hari sebelum mendapat pemberitahuan dari XL award jam 17.00 WIB. Kebetulan yang sangat luar biasa.
Sesampai di soeta, kontingen Indonesia berpisah, lebih kebetulan lagi pak Bogie langsung akan menghadiri rapat di LIPI pusat dan crowne plaza jaraknya sangat dekat dengan LIPI, saya diberi tumpangan. Keberuntungan-keberuntungan yang datang tiba-tiba terasa luntur karena sesampai di lokasi panitia XL award mengundur acara menjadi jam 14.00 - 16.00. Kebimbangan muncul lagi karena pesawat take off jam 17.00. Niatan untuk tidak mengikuti acara pun muncul karena status saya yang tidak jelas "finalis" menjadikan tiket pesawat berasa sangat berharga. Saya coba masuk ke ruangan dan kaget steny agustaf sedang latihan ngeMC. Saat masuk ruangan yang masih sepi itu steny sedang latihan membacakan pemenang dan saya kaget karena terbaca bahwa saya jadi salah satu pemenang. Luar biasa, keraguan langsung hilang dan mantab untuk membatalkan tiket pesawat, biarin saja tiketnya hangus, sedekah sama maskapai...hehehe
Kaget saya melihat pers rilis yang berbunyi "XL Award 2011 mulai menerima karya peserta sejak September 2011 dan berakhir pada awal Januari 2012. Hingga waktu pengiriman ditutup, telah masuk sebanyak 2118 karya peserta, yang terdiri dari 840 karya tulis, 1278 foto, 1070 twitter, dan 926 facebook." Luar biasa paradigma yang selama ini saya pegang runtuh,  "mahasiswa MIPATEK tidak akan mampu menjuarai ajang lomba karya tulis populer bergengsi, tingkat nasional". 
Alhamdulillah, Alloh telah memberi kesempatan saya untuk meruntuhkan kepesimisan dan paradigma yang menjadi pedoman bertahun-tahun. "IMPOSSIBLE IS NOTHING"

foto bareng mas MC (Steny Agustaf) 


Foto penganugrahan karegori UMUM