Social Icons

Pages

Kamis, 17 Oktober 2013

Tanya Jawab Filsafat Ilmu



Tulisan ini merupakan jawaban dari pertanyaan Malik Ibrahim dalam sesi tanya jawab Filsafat Ilmu. Semoga memberikan manfaat bagi pembaca…

1.      Apa itu hidup?
Hidup adalah karunia yang diberikan oleh Alloh pada umat. Secara umum hidup adalah merupakan rute atau sebagai salah satu fase suatu ruh dalam berjalan. Dimana kehidupan dunia inilah yang akan memberikan andil besar menentukan masa depan yang abadi di akhirat. Hidup adalah masa dimana ada kontaminasi, masa dimana manusia bisa dipengaruhi dan hidup adalah masa dimana manusia harus berperang malewan syaitan.
Secara lebih mendalam hidup dapat dimaknai sebagai suatu aktivitas seorang manusia. Oleh karena itu sebenar-benarnya hidup adalah pilihan. Manusia yang secara kasat mata hidup bisa saja ternyata mati. Dalam keadaan yang tidak produktif, malas berpikir, dan tidak berpegang pada agama, seorang manusia seperti mayat bergerak. Hiduplah orang ketika memberikan pengaruh pada orang lain, memberikan manfaat pada orang lain, member sumbangsih pemikiran pada lingkungan dan memikirkan alam pasca hidup. Jika seseorang tidak memikirkan alam pasca dunia maka walaupun jasad dan ruh masih menjadi satu maka dia seperti orang mati. Dimana sudah tidak ada pikiran mencari bekal adalah kematian.

2.      Apa itu mati?
Berbeda dengan hidup, mati itu adalah pasti. Orang mati tidak pula kuasa untuk hidup. Mati adalah takdir Alloh ketika ruh dilepaskan dari jasad. Berbagai orang mengartikan mati sebagai akhiran, namun sebenarnya mati adalah akhiran dari fase perjalanan ruh saja, bukan akhiran dari keseluruhan. Mati adalah akhir perang manusia melawan syaitan dimana hasilnya, menang atau kalah akan member pengaruh pada fase perjalanan ruh kedepannya.
Mati adalah ketika pikiran sudah tidak berfungsi, amalan sudah tidak bisa digapai, dan aktivitas sudah tidak dapat dilakukan.

3.      Apa itu matematika?
Menurut Prof. Dr. Marsigit dalam Elegi Metafisika Matematika (http://powermathematics.blogspot.com/2012/10/metafisika-filsafat.html)
Pengertian matematika itu ada banyak sekali, sebanyak orang yang memikirkannya. Secara implicit, menurut Socrates matematika adalah pertanyaan, menurut Plato matematika adalah ide, menurut Arstoteles, matematika adalah pengalaman, menurut Descartes matematika adalah rasional, menurut Kant matematika adalah sintetik a priori, menurut Hegel matematika itu mensejarah, menurut Russell matematika adalah logika, menurut Wittgenstain matematika adalah bahasa, menurut Lakatos matematika adalah kesalahan, dan menurut Ernest matematika adalah pergaulan.
Semua pengertian merentang menurut dimensinya. Pada tataran Spiritual, Matematika adalah Rakhmat dan Karunia Tuhan. Pada tataran Filsafat atau tataran Normatif, Matematika adalah sumber-sumber ilmu, macam-macam ilmu dan pembenaran ilmu. Maka pada tataran Filsafat atau Normatif, Matematika adalah Pikiran Para Filsuf; dia meliputi metode berpikir dan pembenarannya. Pada tataran Filsafat maka Matematika itu tidak lain tidak bukan adalah Epistemologi itu sendiri. Pada tataran Formal, Matematika adalah berbagai macam ilmu pengetahuan yang merupakan ilmu-ilmu bidang atau ilmu-ilmu cabang. Pada tataran Formal, umumnya Matematika bersifat positive dengan metode utamanya adalah metode ilmiah. Sedangkan pada tataran Material, maka Matematika merupakan teknologi (terapan) yang menghasilkan karya-karya atau produk yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, termasuk kebutuhan melakukan eksplorasi alam semesta. Sedangkan Filsafat Matematika berusaha merefleksikan kerja dan karya para ilmuwan (matematikatis); mengapa dan bagaimana mereka menemukan suatu temuan, menghasilkan suatu produk dan dampak-dampaknya. Filsafat Pendidikan Matematika berusaha merefleksikan Pendidikan Matematika dalam konteks Ruang danWaktunya. Obyek dari Filsafat Pendidikan Matematika adalah semua yang ada dan yang mungkin ada dalam Pendidikan Matematika. Jadi obyeknya bisa meliputi Guru Matematika, Metode Mengajar matematika, Siswa Belajar Matematika, Evaluasi Pembelajaran matematika, Sumber Belajar Matematika, dst.

4.      Apa makna kesombongan menolak keburukan?
Kesombongan selalu identik dengan hal negatif. Namun ada kala kesombongan membantu seseorang untuk menggapai kejujuran dan kebaikan. Ada beberapa siswa yang dicap sebagai siswa sombong. Namun sesungguhnya hanya ada rujukan kesombongan yaitu seorang siswa yang tidak mau “ngumumi” dan membantu teman. Namu turunan dari definisi yang biasa dipakai di anak sekolahan tersebut ternyata pecah menjadi dua. Siswa yang sombong karena harta benda. Dia tidak mau bergaul dengan sembarang siswa, terutama yang miskin. Satunya lagi siswa yang sombong dengan ilmunya. Yang kedua inilah yang unik dimana siswa ini tidak mau memberikan contekan pada temannya saat ujian. Dia dikatakan sebagai orang yang sombong. Endingnya sama, sombong karena harta atau karena ilmu adalah dicibir, namun sombong karena ilmu nampak tidak adil ketika dicibir.

5.      Apa kaitan filsafat dengan pendidikan?
Menurut Prof. Dr. Marsigit dalam Elegi Metafisika Matematika (http://powermathematics.blogspot.com/2012/10/metafisika-filsafat.html)
Filsafat itu adalah refleksi. Maka filsafat pendidikan matematika adalah refleksi terhadap pendidikan matematika, meliputi refleksi terhadap semua yang ada dan yang mungkin ada dalam pendidikan matematika. Padahal pendidikan matematika itu meliputi guru, matematika, murid, ruang, kegiatan, alat dst..banyak sekali. Padahal guru itu mempunyai sifat yang banyak sekali. Jadi ada banyak sekali yang perlu direfleksikan. Maka dalam filsafat pendidikan matematika, tantanganmu adalah bagaimana engkau bisa memperbincangkan semua obyek-obyeknya. Maksud meperbincangkan adalah menjelaskan semua dari apa yang dimaksud dengan semua yang ada dan yang mungkin ada dalam pendidikan matematika. Jelaskanlah apa arti bilangan phi? Jelaskanlah apa hakekat siswa diskusi? Jelaskan apa hakekat LKS? Jelaskan apa hakekat media pembelajaran matematika? Itu semua merupakan pekerjaan filsafat pendidikan matematika? Maka bacalah elegi-elegi itu semua, maka niscaya engkau akan bertambah sensitive terhadap pendidikan matematika. Sensitivitasmu terhadap pendidikan matematika itu merupakan modal dasar bagi dirimu agar mampu merefleksikannya.

6.      Apa makna kuasa?
Kuasa adalah sesuatu yang memiliki peran besar dalam diri manusia. Kuasa adalah sesuatu yang menentukan manusia untuk melakukan sesuatu. Kuasa untuk marah, kuasa untuk pergi, kuasa untuk bersedih, kuasa untuk belajar dan sebagainya.

7.      Bagaimana filsuf mengajarkan orang awam berfilsafat?
Filsuf merupakan seseorang yang mengolah pikirannya dengan objek yang ada dan yang mungkin ada. Dalam menyampaikan filsafatnya filsuf menggunakan media bacaan, menuliskan berbagai hasil olah pikirnya untuk dapat dinikmati sebagai jalan pembelajar untuk berfilsafat. Filsafat adalah diriku, filsafat adalah pikiranku, oleh karena itu filsuf memberikan pemikirannya agar pembelajar mendapat stimulus untuk memahami bacaan filsafat dengan lebih luas dan dalam. Hingga pembelajar menemukan logos dari setiap mitos yang diterimanya.

8.      Bagaimanakah cara untuk mencapai sesuatu?
Cara untuk mencapai sesuatu adalah dengan berdoa dan berikhtiar. Menurut penjelasan Prof Marsigit orang yang hanya mengandalkan hidupnya dari Takdir, itu disebut kaum Fatal. Dan orang yang tidak percaya kepada Doa, yaitu hanya mengandalkan ikhtiar saja, itu disebut kamu Vital. Maka dapat aku katakan bahwa sebenar-benar hidup adalah dinamika interaktif antara dua kutub Fatalisme dan Vitalisme. Kedua aspek tersebut harus beriringan secara harmonis atau dalam arti lain antara doa dan usaha harus berimbang. Alloh menjanjikan pada umat bahwa akan dikabulkanNya permintaan-permitaan jika umat sholat dan sabar. Dalam sholat jelas terkandung doa-doa yang menunjukan kerendahan diri di depan Alloh. Dalam bersabar terandung pemaknaan hakekat dan hikmah dimana ketika tahap ini manusia berserah pada Alloh. Yang kedua, Alloh menjanjikan barang siapa yang mau berusaha maka Alloh akan merubah nasibnya. Perkara yang kedua adalah himbauan Alloh bahwa manusia harus berikhtiar semaksimal mungkin untuk mencapai sesuatu. Dengan keseimbangan keduanya insya Alloh akan memberikan kemudahan, kebaikan dan kebutuhan. Aamiin

9.      Bagaimana hubungan tulisan dengan kata-kata?
Tulisan merupakan suatu materi yang dikemas dalam bentuk apa saja, gambar, huruf, angka, simbol, tanpa harus ada maknanya. Sedangkan kata-kata adalah suatu tulisan yang memiliki makna dan dapat dijadikan sebagai media komunikasi.

10.  Apakah dunia memiliki batasan?
Dunia ini tidak memiliki batasan, hanya saja manusianya yang memiliki batasan untuk mengenal dunia. Dunia adalah ciptaan Alloh dengan sifat yang sama yaitu tanpa batas. Hanya Alloh yang tahu dunia secara utuh, sedangkan manusia hanya tahu setitik saja. Namun dalam hidupnya seringkali manusia sombong dengan pengetahuannya. Merasa sudah tahu banyak. Tipikal manusia seperti itulah yang mudah puas dan bertingkah bak ilmuan tanpa tanding. Manusia seperti itulah tipikal manusia yang sebenarya sangat menakuti kegagalan, sangat menakuti disaingi. Padahal jelas di atas langit pun masih ada langit, tanpa batas. Celakalah manusia tersebut jika membatasi dunia dengan kesombongannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar