Social Icons

Pages

Jumat, 25 Oktober 2013

KONSUMTIF = BOSAN MELIHAT KEHIDUPAN


 
Oleh: Janu Arlinwibowo

Konsumtif merupakan suatu sikap konsumsi yang berlebihan oleh masyarakat. Dalam konteks ini, masyarakat konsumtif dapat dikatakan buta kebutuhan. Cara belanjanya cenderung arogan tanpa menghiraukan aspek kebutuhan. Kepuasan untuk menuruti keinginan menjadi faktor tunggal yang menahkodai sikap ini. Kepuasan sangat erat dengan gengsi, dimana masyarakat konsumtif cenderung mengharap pengkuan orang dengan gaya hidupnya. Bahkan satu konsumsi terkadang dapat mengklasifikasikan kelas ekonomi dari tiap masyarakat.

Kendaraan Bermotor: Potret Sikap Konsumtif
Dahulu, sikap konsumtif didominasi oleh masyarakat dengan kemampuan finasial kuat. Namun saat ini, sifat konsumtif telah menjangkit semua kalangan. Masyarakat dengan ekonomi menengah pun “malu dibilang tidak mampu”. Malu ketika bertamu hanya menggunakan sepeda adalah sikap sebagian besar masyarakat. Sehingga seolah-oleh sepeda motor sebagai suatu kebutuhan primer.
Fakta tersebut dicium oleh kalangan industri kendaraan bermotor dan kolega. Berdalih turut membantu masyarakat dalam proses kepemilikan sepeda motor maka dimunculkan sistem kredit. Animo masyarakat dengan sistem ini pun sangat luar biasa, kendaraan bermotor di Indonesia tumbuh dengan cepat. Pada tahun 1990 jumlah sepeda motor di Indonesia hanya 6.082.966 sedangkan pada tahun 2011 jumlah sepeda motor sudah mencapai 68.839.341. Total kendaraan bermotor di Indonesia mulai dari bus, truk dan sepeda motor adalah 85.601.351. Tidak mengherankan data tersebut, saat ini dengan uang Rp 500.000 masyarakat sudah dapat membawa pulang sepeda motor.
Sepeda motor saat ini sudah bukan menjadi barang mewah, banyak orang yang sudah dapat memiliki. Keinginan untuk mendapat pengakuan mendorong masyarakat untuk berusaha mendapatkan lebih. Melihat prospek pasar yang baik, industri mobil pun mulai melunakan proses pembelian mobil. Kredit mobil sudah menjadi pemandangan biasa saat ini. Bukan lagi mengacu kebutuhan tapi kerinduan terhadap pengakuan publiklah yang menjadi alasan sebagian masyarakat untuk memilikinya. Sedikit mengkritisi program mobil murah yang dicanangkan pemerintah. Bukankah keberadaan mobil tersebut dapat memfasilitasi jiwa konsumtif masyarakat?

Rusak Alam Ini Karena Sikap Kita
Berbahayakah sifat konsumtif? Berkaitan degan kasus di atas jelas sangat berbahaya. Jika kita merujuk pada aspek pemborosan maka masyarakat seharusnya bisa memanfaatkan uang untuk kegiatan produktif lain. Namun ketika diarakan pada pemanfaatan uang, kita akan terbentur dengan hak asasi. Masyarakat akan meronta ketika ditekan untuk tidak membeli apa yang diinginkan.
Oleh karena itu, menyorot bahasa dari sudut pandang lain adalah solusinya. Tahun 2011 jumlah sepeda motor sudah mencapai, dimisalkan setiap kendaraan bermotor memiliki jelajah 20 km per hari sehingga 85.601.351 kendaraan bermotor menghabiskan 0,5 liter tiap harinya. Maka dalam satu hari 42.800.675,5 liter, sehingga dalam 1 tahun 15,4 juta KL. Sunggu luar biasa pola konsumtif kita telah menyedot BBM, dengan arti lain konsumtif telah memiliki andil besar dalam mewujudkan krisis BBM.
Konsumsi BBM diperparah dengan kecenderungan masyarakat yang dalam radius dekat pun malas jalan kaki atau naik sepeda, mereka lebih memilih untuk menggunakan sepeda motor dengan alasan cepat dan hemat energi. Kalimat hemat energi disini nampak kontradiktif dimana sesungguhnya mereka telah menghambur-hamburkan energi untuk menggerakan kendaraan bermotornya.
Menilik masalah lain imbas dari sikap konsumtif masyarakat dengan BBM. Motor merupakan kendaraan yang menghasilkan emisi dari sisa pembakaran. Emisi inilah yang akan mencemari lingkungan. Namun sebagian masyarakat tidak menyadari betapa bahaya gas buang kendaraan bermotor. Ketidak tahuan membuat mereka nampak tidak bersalah ketika mengonsumsi BBM tanpa perhitungan.
Emisi gas buang kendaraan bermotor mengandung berbagai zat berbahaya yaitu COx, NOx, SOx dan Pb. Sulfur dioksida (SO2) dan partikulat dapat membengkaknya membran mukosa dan pembentukan mukosa dapat meningkatnya hambatan aliran udara pada saluran pernafasan. Kondisi ini akan menjadi lebih parah bagi kelompok yang peka, seperti penderita penyakit jantung atau paru. Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menimbulkan kematian. Konsentrasi SO2 sampai 38 ppm pernah terjadi di Belgia mengakibatkan 60 orang tewas serta ratusan sapi dan ternak lainnya mati. 
Karbonmonoksida (CO) dapat terikat dengan haemoglobin darah lebih kuat dibandingkan dari oksigen membentuk karboksihaemoglobin (COHb), sehingga menyebabkan terhambatnya pasokan oksigen ke jaringan tubuh. Keracunan gas Karbon Monoksida dapat ditandai dari keadaan mula-mula, terasa pusing, sakit kepala dan mual, kondisi lebih berat berupa menurunnya kemampuan gerak tubuh, serangan jantung sampai kematian. 
LogamPb yang terkandung dalam bensin ini sangatlah berbahaya, sebab pembakaran bensin akan mengemisikan 0,09 gram timbal tiap 1 km. Di Indonesia ada 68.839.341 sepeda motor yang rata-rata bergerak 20 km akan mengemisikan 123,9 ton Pb/hari. Itu baru sepeda motor, belum ditambah emisi Pb dari kendaraan lain. Efek yang ditimbulkan tidak main-main. Salah satunya yaitu kemunduran IQ dan kerusakan otak yang ditimbulkan dari emisi timbal ini. Pada orang dewasa umumnya ciri-ciri keracunan timbal adalah pusing, kehilangan selera, sakit kepala, anemia, sukar tidur, lemah, dan keguguran kandungan. Selain itu timbal berbahaya karena dapat mengakibatkan perubahan bentuk dan ukuran sel darah merah yang mengakibatkan tekanan darah tinggi. 
Bahkan terdapar realita mengejutkan bahwa emisi gas buang kendaraan bermotor adalah algojo kejam. Penelitian yang telah diterbitkan di IOP Publishing jurnal Environmental Research Letters pada Jumat, 12 Juli 2013, memperkirakan kalau sekitar 470 ribu orang meninggal setiap tahun akibat emisi gas buangan kendaraan manusia yang berekasi dengan oksigen yang menyebabkan tingkat ozon semakin tinggi. 

Bijaklah…!
Menjadi konsumen bijak adalah solusi tunggal, tidak berlebihan dalam menggunakan bahan bakar. Sebagai seorang dengan kemampuan finansial kuat, silahkan jika ingin membeli kendaraan, namun bijak dalam menggunakannya adalah harga mati. Masyarakat saat ini cenderung menyukai yang lebih mudah, menyukai yang efek keuntungannya dirasakaan nyata saat itu juga. Ibarat “hanya beli permen saja naik motor” , itulah realitanya. Membeli permen yang ringan -tidak butuh bantuan alat untuk membawa- dan hanya di warung yang jaraknya tidak jauh -bisa dicapai dengan sepeda atau bahkan jalan kaki- masyarakat lebih memilih menggunakan motor.
Tidak jika konsumsi BBM di Indonesia banyak. Bahkan dapat dikatakan banyak terbuang sia-sia akibat perlaku konsumtif. Semisal dalam sehari kita merelakan untuk jalan kaki atau naik sepeda dalam kepentingan-kepentingan jarak dekat dan beban ringan, katakanlah 1 km per hari.  Semisal konsumsi BBM rata-rata motor 0,025 liter/km, kita sudah melakukan penghematan sebesar 9 liter/tahun. Jika semua pengguna motor di Indonesia dapat serempak kita dapat menghemat 770.412.159 liter/tahun. Selain memberikan penghematan pada konsumsi bahan bakar sehingga meringankan subsidi pemerintah juga menekan angka polusi. Dengan menekan mobilitas tiap kendaraan sejauh 1 km per hari maka polutan Pb dapat berkurang sekitar 2.773, 48 ton/tahun. Belum ditambah berkurangnya COx, NOx dan HC yang tidak kalah bahaya dampaknya.
Alam adalah sahabat yang sangat baik pada dasarnya. Alam ini seimbang dimana setiap ada aspek negatif pasti ada penetralnya. Emisi gas buang adakah penetralnya? Banyak sekali penetral emisi gas buang kendaraan bermotor dari alam. Ziolit, arang aktif, pohon, dan sebagainya. Namun kenapa saat ini kondisi terus memburuk dimana polusi terus meningkat? Karena manusia sering semaunya, hanya selalu ingin dimengerti tapi lupa untuk mau mengerti. Tidak salah jika alam tidak mampu memberikan solusi emisi kendaraan bermotor.
Ditengah isu emisi kendaraan bermotor dan misi penyelamatan lingkungan, pemerintah sigap dengan melakukan program penghijauan dimana-mana dan memperketat hutan agar penebangan liar dapat terkendali. Penghijauan masih menjadi andalan, lahan terbuka hijau masih terus menjadi perbincangan hangat disetiap daerah, mulai dari memanfaatkan tanaman rambat sampai dengan membuat banyak taman ditengah kota. Solusikan? Ya, jelas merupakan suatu solusi. Strategi itu dapat memberikan dampak baik, memberikan armada pada alam untuk berperang melawan emisi.
Namun, masalah nyata nampak di depan kita. Penghijauan yang terus dilakukan seolah memberi satu sendok teh gula pasir pada seember air. Nampak jelas menfaatnya, namun kurang terasa pengaruhnya. Rapat Koordinasi Regional (RAKOREG) untuk wilayah Jawa pada tanggal 6-7 Maret 2013 di Solo menerangkan akan dilaksanakannya program pengembangan infrastruktur hijau di di beberapa kabupaten/kota pada tahun 2012. Salah satunya adalah penanaman pohon penghijauan (16 Kab/Kota di 4 Provinsi = 406.894 bibit pohon). Namun realita lain menunjukan bahwa pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia sudah mencapai kisaran 10.000.000 tiap tahun. Data menimbulkan pertanyaan besar, apakah penghijauan dapat mengibangi laju pertumbuhan kendaraan. 
Oleh karena itu, untuk menanggulangi polusi kendaraan bermotor, semua segmen harus bekerjasana dengan baik. Pemerintah harus terus mengupayakan pengijauan lingkungan dan pelestarian alam dengan dibantu oleh masyarakat yang bijak dalam berprilaku. Salah satunya adalah dengan melakukan penghematan dalam mengonsumsi bahan bakar, mengonsumsi sesuai kebutuhan bukan sesuai keinginan.


Mari membentuk kolaborasi harmonis dengan alam,
Bijaklah dalam mengonsumsi BBM,
Selamatkan keturunan kita dari Pb,
Jaga kenikmatan bernafas tanpa emisi gas buang kendaraan,





Referensi:

  1. BPS. 2011. Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun 1987-2011. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2013 pada http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&id_subyek=17&notab=12  
  2. Abner Tarigan. 2009. Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2013 pada http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6544/1/09E01744.pdf   
  3. Tri Tugaswati. Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2013 pada http://www.kpbb.org/makalah_ind/Emisi%20Gas%20Buang%20Bermotor%20%26%20Dampaknya%20Terhadap%20Kesehatan.pdf  
  4. Desy Gusnita. 2012. Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) di Udara dan Upaya Penghapusan Bensin Bertimbal. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2013 pada http://jurnal.lapan.go.id/index.php/berita_dirgantara/article/viewFile/1718/1553  
  5. Guardian. 2013. Polusi Udara Bunuh 2 Juta Orang Setiap Tahun. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2013 pada http://www.tempo.co/read/news/2013/07/14/061496265/Polusi-Udara-Bunuh-2-Juta-Orang-Setiap-Tahun 
  6. KLH. 2013. Rapat Koordinasi Regional (Rakoreg) Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup Ekoregion Jawa. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2013 pada http://www.menlh.go.id/rapat-koordinasi-regional-rakoreg-pusat-pengelolaan-lingkungan-hidup-ekoregion-jawa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar