Social Icons

Pages

Sabtu, 13 Agustus 2011

PENEKANAN SPIRITUAL: PERISAI MENGHADAPI CALON “PEMBUNUH NOMOR TIGA” DI DUNIA


Oleh: Janu Arlinwibowo

Sebuah Prolog: Kondisi Lalu Lintas di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang. Realita menunjukan bahwa persebaran pembangunan di Indonesia masih belum merata, pembangunan dalam sektor ekonomi, pendidikan, dan sektor lain. Nampak jelas ketika kita mengamati keberadaan sekolah-sekolah yang seringkali terpusat pada suatu daerah yang akan mengkondisikan masyarakat yang keberadaannya jauh harus memiliki sarana transportasi “ideal” untuk mencapai tempat tujuan.
Saat ini, kendaraan pribadi menjadi menjadi alat transportasi yang dipandang “ideal” oleh masyarakat. Datangnnya anggapan itu berasal dari sarana transportasi umum jarak dekat (bus, metromini, becak, andong, dll) tidak mampu mencukupi kebutuhan kenyamanan, keamanan, dan kecepatan. Bahkan maraknya pencopetan dalam bus membuat sedikit-demi sedikit popularitas kendaraan umum ini meredup.
Didukung dengan sistem kredit yang meringankan masyarakat, sehingga saat ini kendaraan tidak bisa dijadikan indikator strata ekonomi seperti beberapa waktu lalu. Kata-kata yang sering terdengan dari masyarakat adalah “cukup uang muka 1 juta saja kita dapat motor baru, kenapa harus naik kendaraan umum? Nanti malah kecopetan!!!”. Dampak yang akan terjadi adalah volume kendaraan bermotor semakin meningkat dari waktu ke waktu yang kedepannya akan berpotensi menimbulkan kemacetan dan meningkatnya potensi kecelakaan lalu lintas.
Kecelakaan, Potensi Menjadi Pembunuh Nomor 3 di Dunia
Menurut data WHO, pada http://www.hidupaman.com/, tahun 1990, kecelakaan lalu-lintas menempati rangking 9 di dunia sebagai penyebab kematian, dan apabila tidak ada perubahan dalam 3 faktor penentu kecelakaan (manusia, kendaraan dan lingkungan) maka di prediksi di tahun 2020, kecelakaan lalu-lintas akan menjadi penyebab kematian nomor 3, mengalahkan perang, AIDS, TBC dll.
Kematian akibat kecelakaan lalu-lintas terjadi secara silent sehingga banyak orang tidak menyadari mengenai bahayanya. Kebanyakan orang hanya melihat dari jumlah korban yang besar pada saat yang sangat singkat misal flu burung, flu babi, dsb. Padahal kalau kita hitung secara akumulasi dalam satu tahun, kedua penyakit tersebut tidak masuk ke dalam 10 besar penyebab kematian.
Berbeda dengan kecelakaan lalu-lintas yang korbannya sedikit tetapi terjadi terus menerus dalam rentang waktu yang tidak terbatas. Sehingga tidak terlihat, tetapi ketika di akumulasi dalam satu tahun maka jumlahnya akan mencengangkan. Maka kecelakaan lalu-lintas sering disebut juga sebagai silent disaster.
Menurut data kecelakaan yang dilaporkan ke Mabes Polri tahun 2009 dalam http://www.hidupaman.com/ ada beberapa hal yang cukup mencengangkan setelah data tersebut diolah, yaitu :
Tiap 1 jam, terjadi 10 kecelakaan lalu-lintas
Tiap 30 menit, 1 orang mati karena kecelakaan lalu-lintas
Tiap 15 menit, 1 orang terluka parah karena kecelakaan lalu-lintas
Tiap 10 menit, 1 orang teluka ringan karena kecelakaan lalu-lintas
Dari kesekian banyak kecelakaan yang terjadi, jika dipetakan akan ditemukan beberapa sebab, dilansir situs resmi NHTSA, nhtsa.gov, dalam TEMPO Interaktif Kamis, 06 Januari 2011, setidaknya ada enam penyebab yang paling sering memicu terjadinya kecelakaan. Keenamnya adalah Pengemudi kehilangan konsentrasi, lelah dan mengantuk, pengaruh alkohol dan obat, kecepatan melebihi batas, cuaca dan komponen tidak beres
Faktor pengemudi kehilangan konsentrasi menempati urutan pertama, karena hasil penelitian menyebut faktor ini memiliki persentase menyebabkan kecelakaan hingga 55 persen. Pengemudi tidak fokus ke kondisi jalan saat mereka menelepon atau menerima telepon di saat mengemudi. Penyebab lainnya, karena pengemudi membaca dokumen, membaca pesan pendek, melihat kejadian di sekeliling jalan dalam waktu lama, mengatur peranti audio. Selain itu, stres karena masalah pribadi, panik karena ulah pengendara lain, hingga terburu-buru karena ada persoalan penting yang harus segera diselesaikan juga menjadi penyebab buyarnya konsentrasi di jalan.
Urgensi Penekanan Aspek Spiritual
Dalam berkendara, khususnya pengemudi kita memiliki dua aspek vital, kemampuan untuk mengemudi dan kondisi saat mengemudi. Menurut data sebab kecelakaan yang telah terpapar diatas menunjukan bahwa persentase tertinggi adalah saat pengemudi kehilangan konsentrasi, dengan artian lain aspek kondisi saat mengemudilah yang mempengaruhi. Jika kita teropong lebih jauh, konsentrasi berhubungan erat dengan ketenangan.
Ketenangan dalam berkendara dapat diciptakan dengan sebuah doa. Semua agama menekankan pada pengawalan dan pengahiran kegiatan dengan doa. Selain permulaan dan pengahiran, pada proses kegiatan pun akan sangat baik jika diselimuti dengan doa karena kalimat-kalimat spiritual tersebut dapat memperbaiki kondisi manusia (Muhammad Muhyidin 2007:57)
Hubungan erat antara kehidupan dunia dan spiritual juga dipaparkan dengan tegas oleg Bhagavad Gita dalam Muhammad Muhyidin (2007:27), “Kita dilahirkan dalam dunia alam; kelahiran kedua kita adalah dalam dunia spirit”. Melalui ungkapan Bhagavad Gita, kita dapat menyimpulkan bahwa sesungguhnya kaitan erat antara dunia dan spirit memberikan dampak sebab-akibat pada kehidupan kita saat ini.
Tubuh manusia merupakan sekumpulan sistem atau jaringan organik. Tubuh yang sehat merupakan medan energi elektrodinamik yang interaktif dan mengalir. Segala hal yang mengganggu proses alamiah tersebut bersifat merusak. Pada realitanya, materi menjelma sebagai suatu energi yang frekuensinya diperlambat, yang akan berdampak pada kegelisahan, gangguan stabilitas emosi, dan dampak buruk lainnya. Jika dikerucutkan dalam proses berkendara, energi yang diperlambat dalam tubuh akan meningkatkan resiko kecelakaan karena gangguan-gangguan dalam tubuh yag dihasilkan. Untuk suatu menemukan kondisi yang baik maka frekuensi dalam tubuh haruslah dipercepat sehingga dapat memberikan kondisi yang baik (ketenangan). Untuk menuju kondisi tersebut mendekatkan diri dengan Tuhan menjadi jalan terbaik.
Dalam penelitian yang hasilnya dipublikasikan secara online di Personality and Social Psychology Bulletin menemukan bahwa berdoa dapat membantu seseorang mengontrol kemarahannya, terlepas dari apapun agama dan tingkat keimanannya. “Dampak yang kami temukan dalam percobaan ini cukup besar, hasilnya menunjukkan doa benar-benar bisa menjadi cara yang efektif untuk menenangkan kemarahan dan agresi,” ujar Bushman. Dengan kata lain penelitian yang dilakukan Bushman, doa dapat memberikan kontrol diri sehingga akan memberikan ketenangan.
Solusi: Rehabilitas Menuju Penekanan Aspek Religi
Surat ijin mengemudi (SIM) merupakan surat legal yang menunjukan bahwa pengendara telah memiliki kompetensi cukup untuk berkendara. Untuk mendapatkan SIM, pengemudi harus memenuhi standar kompetensi yang akan diukur melalui ujian teori dan praktik.
Ujian teori mencakup materi mengenai rambu-rambu dan kecakapan dalam menghadari pengemudi lain di jalan. Cakupan tersebut dianggap sudah mencakup standar kompetensi yang harus dimiliki pengemudi. Padahal terdapat satu aspek yang penekanannya sangat kurang, yaitu aspek spiritual. Kondisi saat ini mencerminkan bahwa pengemudi tidak harus mampu memahami etika berkendara dari sudut pandang spiritual.
Realita yang terjadi, banyak sekali pengemudi yang tidak mengawali dan mengahiri perjalanan dengan berdoa, bahkan beberapa pemegang SIM sama sekali tidak fasih dalam berdoa. Padahal jika kita kembali pada dasar negara, sila pertama dalam Pancasila berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa, dimana dalam kehidupan bernegara ini selalu mengacu pada aspek spiritual.
Memasukkan materi aspek spritual dalam uji kompetensi untuk memperolah SIM menjadi sarana strategis untuk memberikan pengetahuan bagaimana etika berkendara dari sudut pandang spiritual kepada masyarakat secara merata. Dengan mengetahui dan memahami maka kecenderungan pengamalah pun akan lebih tinggi.
Strategi lain adalah plakat pengingat agar pengemudi tidak melupakan aspek-aspek penting dalam berkendara dari sisi spiritual. Saat ini masih jarang ditemui plakat atau poster yang menggalakkan pengemudi agar memperhatikan aspek spiritual dalam berkendara. Pengingat dapat dipasang di berbagai lokasi strategis, misal traffic light, halte, atau parkir sehingga memiliki potensi tinggi untuk terbaca.
Tujuan lain adalah mendoktrin masyarakat untuk mengaplikasikan pengingat. Tidah hanya pengemudi, seluruh masyarakat, termasuk anak-anak pun memiliki kesempatan untuk membaca sehingga potensi untuk membudayakan etika spiritual dalam berkendara pun semakin tinggi.
Strategi terakhir adalah pemberlakuan paket pengingat etika spiritual dalam berkendara sebagai aksesoris tambahan paket pembelian kendaraan. Selama ini paket kendaraan hanya berisikan aksesoris-aksesoris keamanan yang sifatnya duniawi. Beberapa kendaraanpenulis temukan dengan stiker-stiker doa di spidometer untuk pengingat, namun hal tersebut inisiatif dari masing-masing pemilik kendaraan, bukan paket yang diberikan dari pabrik.
Dengan penekanan aspek spiritual diharapkan dapat menekan angka kecelakaan. Dalam penekanan aspek spiritual, diharapkan dapat menjadi kebiasaan masyarakat untuk berkendara dengan nuansa spiritualis sehingga dapat berkendara dengan tenang dan nyaman.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Kesadaran Keselamatan Berkendara. diakses dari http://www.hidupaman.com/index.php/kesadaran-keselamatan-berkendara.html pada tanggal 15 April 2011
Anonim. Doa Ampuh Meredakan Amarah. diakses dari http://health.detik.com/read/2011/03/25/164758/1601455/766/berdoa-ampuh-redak an-amarah?l991101755 pada tanggal 15 April 2011
Arianto, Arif. 2011. Enam Penyebab Utama Kecelakaan di Jalan Raya diakses dari http://www.tempointeraktif.com/hg/test_drive/2011/01/ 06/brk,20110106-304141,id.html pada tanggal 15 April 2011

Muhyidin, Muhammad. 2007. Misteri Energi Istighfar, Menyibak Keajaiban Kekuatan Spiritual di Balik Kesuksesan dan Kekayaan Anda. Yogyakarta: DIVA Press

Sambas, Syukriadi dan Tata Sukayat. 2005. Quantum Doa, Agar Doa tak Terhijab dan Mudah Dikabulkan oleh Alloh. Bandung: Mizan Media Utama

Undang-Undang nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar