Social Icons

Pages

Rabu, 25 Mei 2011

Tanya Jawab III Perkuliah Filsafat Pendidikan Matematika Oleh Dr. Marsigit

Di dalam kehidupan dunia ini kita mengenal sesuatu yang saling bertolak belakang, kesemua pasangan tersebut dikenal dengan tesis dan anti-tesisnya. Fatal-vital, intensif-tak intensif, ekstensif-tak ekstensif, bejo-ciloko, subjek-predikat, benar-salah, baik-buruk, etik-tak etik, ada sumber-tak ada sumber, logos-mitos, subyektif-obyektif, bejo-ciloko, yang lalu-sekarang-yang akan datang.

Berikut ini merupakan refleksi dari Dr. Marsigit pada perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika,
1. Seberapa besar pengaruh masa lalu terhadap masa sekarang dan masa yang akan datang?
"Jika kita melihat dari sudut pandang sejarah artinya sepenuhnya masa lalu berpengaruh besar terhadap kehidupan kita di masa sekarang dan masa yang akan datang. Akan tetapi, berbeda dengan kaum foundamentalis yang beranggapan bahwa seharusnya kita melupakan masa lalu. Semua yang terjadi di masa sekarang dan masa yang akan datang terlepas atau tidak ada sangkut pautnya dengan apa yang kita lakukan di masa lalu. Oleh karena itu, kaum foundamentalis tidak melakukan analisis dengan alur pikir kronologis dalam penghikmahan masalah."

2. Bagaimanakah membedakan antara yang fatal dengan vital?
"Fatal dan vital ada bukan untuk dibedakan tetapi untuk dimengerti, difahami dan dijalani. Kehidupan manusia tidak terlepas dari fatal dan vital. Ketika kita meyakini adanya yang fatal maka sepenuhnya kita mempercayakan pada nasib. Ketika kita meyakini adanya vital maka sepenuhnya kita mengupayakan atau percaya bahwa segala sesuatu itu karena usaha bukan semata pasrah terhadap nasib. Oleh karena itu seharusnya kita dapat menyeimbangkan kedua unsur tersebut untuk menjalani kehidupan. Karena dengan keseimbangan dua unsur akan memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan mendominankan salah satu unsur saja."

3. Bagaimana kita meyakini bahwa jodoh di tangan Tuhan?
"Segala sesuatu di dunia ini berjalan atas dasar kuasa Allah SWT. Kita tidak perlu mempertanyakan itu semua tapi cukuplah bagi kita mengimani atau meyakini hal tersebut. Jodoh, rezeqi, pati semua di tangan Allah SWT. Jadi tak perlu kita mempertanyakan jodoh karena segala sesuatu adalah kuasa Tuhan (Plotinus)."
4.Bagaimana jika kita hanya berpikir intensif saja?
"Jika pikiran kita hanya terpaku pada pemikiran intensif saja maka akibatnya hanya separuh dunia saja yang diperoleh, sisanya akan kita dapat ketika kita berpikir secara ekstensif. Karena ketika kita berpikir intensif saja maka kita hanya akan berkutat pada teori saja dan nihil pada aplikasinya sehingga separuh dunia yang terdapat pada aspek pengalaman tidak dapat kita dapatkan dengan hanya berpikir intensif."

5.Bagaimanakah hubungan agama dengan budaya?
"Agama mengatur hubungan antara Tuhan dengan semua ciptaannya sedangkan budaya mengatur hubungan antara manusia dengan sesamanya. Di dalam agama memuat budaya sedangkan di dalam budaya kita tidak akan menemukan agama. Oleh karena itu, mereka yang beragama mudah bila ingin menciptakan suatu budaya atau kebudayaan."

6.Apakah kita boleh bermitos?
"Pada dasarnya kita tidak dapat terlepas dari unsur mitos dalam kehidupan kita. Pada proses belajar pun kita selalu terikat dengan mitos, dimana kita harus mengetahui bentuk atau wujud dahulu suatu ilmu sebelum kita dituntut untuk mempelajarinya lebih jauh. hal tersebut nampak jelas pada masa kanak-kanak dimana anak mempelajari sesuatu dengan mitos sebagai dominasi."

7. Bagaimana menghilangkan penilaian yang subjektif?
"Saat ini solusi yang digalakan untuk mengatasi pola pikir manusiawi tersebut adalah pemanfaatan teknologi. Akan tetapi penggunaan sistem penilaian berbasis teknologi tidak serta-merta dapat di aplikasikan. Untuk dapat menentukan metode penilaian yang tepat maka kita harus memperhatikan kesemua unsur di dalam penilaian tersebut."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar