Mata Najwa 23 desember 2014
Tergelitik rasanya saat mendengar salah satu anggota
DPR yang nampaknya kalimatnya bisa digeneralir, representatiflah. Beliau bilang
bahwa “Jangan salahkan DPR, DPR itu dipilih rakyat, kenapa setelah dipilih
dihujat”. Kalimat yang sekilas langsung bikin geli karena kejanggalannya namun
tidak tahu sebabnya. Biasa kadang kita menertawakan sesuatu secara intuitif
tapi butuh beberapa waktu untuk memikirkan alasan menertawakannya. Dan saya
menemukan alasan kenapa saya geli mendengar kalimat itu dengan cepat, hehehe.
Kok nyalahin rakyat menghujat DPR, mari kita lihat kenapa mereka dipilih.
Yakinkah mereka dipilih karena memang rakyat benar-benar memilih? Saya kok
sangat tidak yakin sekali banget, ehehe. Kemungkinan pertama adalah rakyat memilih
karena ketidaktahuannya. Saat di pesta ulangtahun kita dihadapkan pada beberapa
minuman, ya diminum saja tanpa mengkaji manfaat meminum minuman tersebut.
Paling banter kalau suruh milih salah satu ya lihat warnanya yang paling
menarik. Kalau dalam pemilihan DPR ya lihat yang ganteng atau rapi atau
partainya. Tidak ada kajian mendalam “anda” dipilih, atau bahkan ada
kemungkinan besar “anda” salah terpilih. Kalau dihujat salah gak? Hmmm. Karena
rakyat hanya asal milih dulu sementara, coba hasilnya gimana, jelek ya hujat
saja. Jadi pemilihan DPR itu trial and error.
Kemungkinan lain, njenengan pakai money politik gak?
Kalau iya berarti anda menebar motivasi ekstrinsik. Jelas itu akan menjadi
bumerang. Pemilih “anda” tidak memilih anda dengan tulus mempertimbangkan
kompetensi. Jadi cuma takut “dosa” aja karena udah dikasih uang aja. Setalah
itu lupa siapa yang dipilih. Yang biasanya mau disogok juga orang yang gak
sabaran, maunya menuntut hak terus, mungkin juga karakternya kurang baik, bisa
dibeli dengan uang. Jadi ya wajar kalau mereka merasa tidak diuntungkan lalu
memukul “anda”.
Hmmm...Tidak tahulah kenapa mereka beranggapan seperti
itu. Ditunjukan hasil survey kalau menduduki peringkat atas lembaga yang paling
tidak dipercaya malah marah. Lucunya...